“Tawar Kampung” adat istiadat turun temurun di Desa Pining Galus, ini rentetan acaranya 

Share artikel ini

Setelah dilakukan tawar kampung yang dihadiri Muspika Kecamatan Pining, maka warga beramai-ramai ikut menyembelih satu ekor kerbau “jeget” (putih) untuk dijadikan sebagai kenduri rakyat.

Kegiatan yang dipusatkan di alun-alun Desa Pining juga dihadiri Camat Pining Winjulfian, S.T, Danramil 05 Pining di wakili oleh Serda Ali Naksabandi, Kapolsek Pining diwakili Bripka  Usman, tokoh agama, tokoh adat dan segenap masyarakat Desa Pining.

Kepala Desa Pining mengatakan, “tawar kampung merupakan salah satu budaya dan warisan secara turun temurun dari nenek moyang (datu-red) masyarakat Gayo. Kegiatan ini untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar desa selalu dalam keadaan aman dan tenteram, serta masyarakat hidup harmonis.”

“Tradisi tawar kampung harus terus dilestarikan, tetapi tidak melanggar ajaran agama Islam yang berdampak pada kesyirikan,” ujar Abdul Wahab. Dia berharap kampung selalu dalam keadaan tenteram dan terciptanya sebuah kebersamaan dan kekompakan di tengah-tengah masyarakat.

Sementara, Camat Pining mengatakan “tawar kampung ini merupakan salah budaya dari nenek moyang yang dilakukan untuk menghindari marabahaya dan bencana”

Lanjutnya, “juga untuk menciptakan kebersamaan dan kekompakan yang ditandai dengan menyembelih satu ekor kerbau secara beramai-ramai”

“Tawar kampung  direncanakan kegiatan serupa akan dilaksanakan dalam lima tahun sekali yang berlangsung dengan meriah, bahkan para tamu dan undangan disambut secara adat dan budaya Gayo,” pungkas Abdul Wahab Kepala Desa Pining.

[MALUL]