Tepuk Tangan Meriah, Saat T. Mirzuan Bacakan Sambutan Di HUT Kota Takengon

Share artikel ini

DetikNews86.com-Takengon | Sebuah peristiwa unik terjadi pada Peringatan Hari Jadi Kute Takengen Ke-446 Tahun 2023, tepatnya pada Sidang Paripurna Istimewa DPRK Aceh Tengah yang berlangsung di Ruang Sidang DPRK setempat, Jumat (17/02/2023) sore.

Dalam acara itu, terlihat Pj. Bupati Aceh Tengah, Ir. T. Mirzuan, M.T menyampaikan sambutannya dengan menggunakan bahasa Gayo, yang merupakan bahasa daerah mayoritas penduduk didataran tinggi Gayo, terutama di Kabupaten Aceh Tengah.

Sebagaimana “runtun rukun tertib bermejelis” pada acara tersebut, Pj. Bupati yang disebut sebagai “Reje Bedel Ulu Rintah” didapuk untuk menyampaikan sambutan dan kata-kata adat “peri sara patah, cerak sekelimah”.

Sontak, sambutan berbahasa Gayo yang disampaikan Pj. Bupati dihadapan anggota DPRK dan sejumlah undangan itu, mendapat sambutan hangat dari para hadirin. Tepuk tangan meriah bergemuruh disaat Pj. Bupati membuka dan menutup sambutannya.

Dikatakan Kabag Prokopim Setdakab Aceh Tengah, Rahmat Hidayat, sambutan dalam Bahasa Gayo yang dibacakan Pj. Bupati T. Mirzuan pada Sidang Paripurna HUT Kota Takengon Ke-446 merupakan peristiwa unik.

Menurutnya, sambutan Pj. Bupati dalam sidang itu adalah hal yang luar biasa, mengingat Fonem Vokal dan kosa kata Bahasa Gayo sangat berbeda dengan Bahasa Aceh selaku bahasa Ibu sang Pj.

“Sidang Paripurna HUT Kota Takengon kali ini memang unik, karena melihat sosok Pj. Bupati T. Mirzuan yang kita ketahui beliau berasal Aceh Besar dengan memiliki aksen atau gaya bahasa cukup jauh berbeda dengan bahasa Gayo,” kata Rahmat

“Akan tetapi tadi sama-sama kita menyaksikan Bapak T. Mirzuan tetap berusaha menyampaikan sambutannya dengan baik dalam bahasa Gayo,” sambungnya.

Dilanjutkan Rahmat, bahwa dalam keterangan sebelumnya, Pj. Bupati pernah mengungkapkan komitmennya untuk mendukung pelestarian adat dan bahasa Gayo, sehingga penyampaian sambutannya dalam bahasa Gayo pada Sidang Paripurna HUT Kute Takengen ini juga merupakan bentuk respek beliau atas pelestarian bahasa dan sastra Gayo.

“Beliau (Pj. Bupati_red) juga pernah menyampaikan perlunya penguatan bahasa Gayo diruang publik dan perlindungan bahasa dan sastra Gayo.” Pungkas Rahmat

[KPA]