DETIKNEWS86.COM, SUBULUSSALAM
Pelatihan Imam Se-kota Subulussalam yang digelar 4 gelombang dilaksanakan di Hermes One diduga Serat KKN tidak transparan, lagi- lagi disinyalir beraroma Politis, pada Jum’at 14 Juli 2023 yang lalu, Rabu (19/7/2023)
Pelatihan Imam dari Dinas Syariat Islam Propinsi Aceh yang bertujuan memberi pelatihan bagi segenap peserta pelatihan terlihat tidak tepat sasaran dan terkesan menghambur hamburkan uang Pemerintah Aceh tanpa mampu Fokus meningkatkan pengetahuan bagi peserta Pelatihan seperti imam.
Terlihat sebagai moderator acara pelatihan Imam tersebut Adnan, S.Ag. Nurhayati Sihotang.S.Sos, Maryusi S.Sos, M.Musjoko Isnaeni Lembong, M.Pd. Dika Ananda Siregar, SH dan Amiluddin, S.Pdi.
Pelatihan Imam yang dilaksanakan Dinas Syariat Islam Propinsi Aceh diikuti 180 peserta yang dibagi dalam 4 angkatan. Masing masing peserta perangkat nya berjumlah 45 orang. Serta masing masing perangkat diadakan pelatihan selama dua Hari.
Disaat berjalannya pelatihan Imam setelah dilakukan uji petik oleh tim Investigasi jurnalis, seperti dilangsir beberapa media Minggu yang lalu.
- Beberapa para peserta pelatihan imam bukan dari kalangan Imam Mesjid, atau BKM atau Bilal dari Kota Subulussalam.
- Pelatihan Imam di duga Melanggar Juklak dan Juknis standard pelatihan. Dibuktikan disaat pelatihan gelombang pertama, kedua dan ketiga tidak adanya rekom, atau surat mandat dari masing masing Kampung, atau mandat BKM bagi Peserta Pelatihan Imam. Peserta diduga kebanyakan Cabutan alias bukan peserta dari BKM/Desa yang seharusnya mengikuti pelatihan tersebut.
- Saat dikonfirmasi yang mengaku panitia pelatihan di Hermes One tidak dapat menjelaskan secara lengkap berapa anggaran pelatihan dan sumber anggaran yang jelas hanya mengatakan “ini Aspirasi dari salah satu DPRA.” Padahal Substansi kegiatanlah yang ditanyakan Jurnalis.
- Saat pembukaan pelatihan diduga berbau politik, tanpa menghadirkan DPRA dari Komisi VI yang membidangi kegiatan Dinas Syariat Islam Propinsi Aceh.
Dikonfirmasi Muslyadi PPTK pelaksana kegiatan Pelatihan Imam DSI Aceh tersebut malah mengaku berada di Banda Aceh dan tidak dapat memberikan penjelasan terperinci atas kegiatan pelatihan IMAM serta berapa jumlah anggaran pelatihan Imam, yang diduga Bermasalah tersebut.
Ketua LSM Suara Putra Aceh Kota Subulussalam Anton Tin juga menanggapi” Sudah Saatnya Inspektorat Aceh menegur Dinas Syariat Islah Aceh yang menjalankan Kegiatan Pelatihan melanggar Petunjuk Pelaksanaan atau petunjuk teknis pelatihan Imam tersebut. Ini jelas terkesan pelatihan asal asalan.”
Tak satupun Panitia bertanggungjawab untuk menjelaskan secara jernih Konkrit, transparan terhadap Substansi RUH pelatihan Imam untuk meningkatkan Kapasitas Para peserta Imam Sekota Subulussalam. Kemudian tidak hadirnya dari DPRA komisi VI disaat pembukaan ini, sangat lucu.
Padahal Putra daerah Subulussalam dari DPRA Komisi VI Bapak Asmaudin ada di Kota Subulussalam malah tak diundang panitia padahal itu bagian Tupoksi DPRA Komisi VI harusnya. Ada apa dengan Pelatihan IMAM ini? Ungkap Pimpinan LSM Suara Putra Aceh Kota subulussalam memberi tanggapan kekecewaannya melihat pelatihan itu.
LSM suara Putra Aceh Kota Subulussalam juga meminta agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara Fair, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan Dunia Akhirat.
“Agar tidak menjadi catatan buruk bagi pengelola kegiatan pelatihan Imam yang merupakan contoh teladan ditengah masyarakat. Harusnya kegiatan ini jadi Panutan.” Harap pimpinan LSM Suara Putra Aceh.
[RM]