Sampang,//detikNews86.com – Polres Sampang gencar adakan kegiatan Pencerahan Hukum dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) di setiap Kecamatan Se-Kabupaten Sampang, kini giliran Pantura, yang nencakup empat Kecamatan, Diketahui kegiatan tersebut bertempat di Pesanggrahan yang terletak di Kecamatan Ketapang, Kamis (28/7/2022).
Dalam pelaksanaan tersebut Polres Sampang menggandeng organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sampang.
Tetapi, ada satu hal yang menjadi sorotan dalam kegiatan ini. Yakni terkait dengan stiker yang diberikan kepada semua peserta yang hadir, nampak jelas gambar Bupati dan Wakilnya, sedangkan di disi samping stiker tersebut bertuliskan dan berlugo PWI hal itu diduga kuat mengandung unsur politik.
Pada stiker tersebut bertuliskan “Karena Yang Baru Belum Tentu dan Belum Pasti. Kalau Yang Ada Sudah Terbukti dan Teruji, Gak Penting Cari Yang Baru. Yuk, Syukuri dan Lanjutankan!” tulisan itu dipasang persis di samping dan di bawah foto Bupati dan Wabup dan juga ada Logo PWI.
Pasalnya sempat memanas pada saat acara berlangsung di sesi pertanyaan, salah satu Kades sampai meminta untuk menarik kembali stiker yang sudah terlanjur tersebar itu.
“Saya minta stiker itu di tarik kembali dan di amankan, ini masih bukan waktunya,” ucap sang Kades Ketapang Daya Moh. Wijdan yang juga selaku Ketua AKD Kecamatan Ketapang.
Ketua PWI Sampang Menjelaskan pada saat itu pihaknya menepis bahwa tidak ada unsur politik pada stiker tersebut.
“Kalau itu bukan unsur politik melainkan bentuk sinergi antara PWI dengan Pemerintah Kabupaten Sampang,” jelas Mamang panggilan Fathurrahman Ketua PWI Sampang.
Akhirnya PWI menarik stiker tersebut dari para peserta, namun stiker sudah terlanjur di sebar ke GWA masing-masing peserta dengan keresahannya.
Salah satu peserta yang tidak mau di sebutkan namanya, sangat mengapresiasi acara yang dilaksanakan Polres Sampang, Sebab dengan begitu warga yang ikut kegiatan itu bisa memahami terkait dengan hukum dan kode etik jurnalistik.
“Kegiatan itu sangat positif, tapi yang menjadi pertanyaan besar ialah maksud dari stiker PWI karena terkesan terselip kepentingan politik,” katanya.
Menurut dia, sebagai salah satu organisasi wartawan terbesar di Indonesia, seharusnya PWI bisa professional menempatkan posisi dengan tidak terlibat politik praktis.
Wartawan yang merupakan komponen utama pers Indonesia semestinya harus bisa menjadi wasit dan pembimbing yang adil, menjadi pengawas yang teliti dan seksama terhadap pelaksanaan Pilkada, bukan justru sebaliknya, menjadi “pemain” apalagi diduga menjadi juru kampanye.
“Wartawan bekerja untuk kepentingan publik, kalau mau terjun dalam politik, menjadi tim sukses (timses) atau juru kampanye, bukan lagi untuk kepentingan publik,” ujarnya.
Perlu diketahui bahwasanya kegiatan tersebut melibatkan Forkopimcam dari empat Kecamatan, Kecamatan Ketapang, Banyuates, Sokobanah, Robatal, semua Kepala Desa dan Perangkat dari empat Kecamatan, Tokoh Agama dan Masyarakat, serta Ormas yang ada di Lingkungan Kecamatan masing-masing. ( Robby )