Bekasi : //detiknews86.com/ – Pengambilan sampel aspal atau hot mix yang berlokasi di Jalan Sukatani-Tambelang Desa Sukamulya Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi Jawa Barat, tengah menjadi sorotan dari berbagai pihak diduga adanya kongkalikong antara tim Coredill dengan Pemborong dan Pengawas.
Pasalnya, pengambilan sampel tersebut, dilakukan tidak jauh dari titik lokasi yang sudah ditandai sebelumnya oleh pihak pemborong. Tim coredill pun bersikeras untuk tidak memindahkan mesin pengambilan sampel dari lokasi yang sudah ditentukan Rabu (3/7/2024).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Swadaya Masyarakat (DPD LSM) Prabhu Indonesia Jaya Kabupaten Bekasi N. Rudiansah kritik keras atas kekecewaannya terhadap tindakan tim Coredill yang diduga telah diatur oleh pihak pemborong.
Ketika LSM Prabhu Indonesia Jaya meminta agar mesin coredill dipindahkan dari titik putih yang dicurigai sebagai titik untuk sampel yang sudah disediakan, bahkan dirinya mempunyai dokumentasi saat Nano selaku pelaksana aspal melakukan penyiapan titik Coredill.
“Ya tim coredill menolak, hal ini semakin memperkuat dugaan adanya kerja sama antara pihak pemborong dan tim Coredill,”beber N.Rudiansah kepada awak media.
Dia menambahkan, sebelumnya pengerjaan pengaspalan di Jalan Sukatani-Tambelang telah menjadi pemberitaan di berbagai media online. Wakil Sekjen DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya yakni Ujang HS juga meminta agar titik putih yang diduga sudah disediakan untuk Coredill, digeser sekitar 10 meter dari titik tersebut, namun permintaan itu tidak dihiraukan.
“Dari mulai pelaksanaan sampai pengambilan sampel Coredill tidak pernah terlihat hadirnya pengawas dinas, lalu untuk apa pengawas dinas di gajih negara tapi tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,”cetusnya.
Saat dikonfirmasi awak media Asri sebagai Konsultan ia memberikan klarifikasi kepada Ketua LSM Prabhu Indonesia Jaya terkait penandaan titik putih untuk pengambilan sampel Coredill menjelaskan bahwa total panjang area yang di aspal adalah sekitar 411 meter, dengan lebar yang bervariasi antara 5 meter hingga ada yang 9 meter.
Penilaian visual akan ditentukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang hadir di lokasi. Ia juga menyatakan bahwa ketebalan dan kerusakan aspal mungkin dipengaruhi oleh lalu lintas kendaraan bermuatan berat yang sering melintas di area tersebut.
Masih Asri, tim pengawas dari PPTK dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) hadir di lokasi, walaupun semua berkumpul di terminal untuk memastikan kualitas pekerjaan.
“Penilaian akhir dari sampel coredill akan ditentukan oleh analisis laboratorium. PPTK dan PPK juga hadir di lokasi untuk memverifikasi kondisi lapangan,”jelas Asri kepada awak media.
Di tempat yang sama Dede Haerul sebagai Kabid bidang jalan, terkait dugaan penandaan titik coredill. LSM Prabhu Indonesia Jaya menunjukkan dokumentasi berupa video yang sangat memperlihatkan dugaan penyiapan untuk titik Coredill.
“Hasil pastinya akan berasal dari laboratorium, penilaian ketebalan aspal tidak hanya berdasarkan observasi di lapangan. Tetapi juga dari analisis laboratorium,”kata Dede.
Lebih lanjut N.Rudiansah menegaskan, kepada pihak yang berwenang untuk melakukan evaluasi ulang terhadap proses pengambilan sampel Coredill. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak tanpa ada penunjukan dari pihak kontraktor atau pun pengukuran persegmen.
“Ini adalah uang rakyat, bukan uang pribadi. Jangan dijadikan ajang memperkaya diri sendiri,”tegasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, belum ada informasi lanjut terkait hasil penghitungan pengambilan sampel Coredill di jalan Sukatani-Tambelang. Baik dari Konsultan, Pengawas dan PPTK. (Sr)