Banyuwangi, detiknews86.com Kebiasaan adat Keboan digelar masyarakat Suku Osing Desa aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, pada Minggu (23/7/2023). Ritual tahunan yang biasa dugelar dibulan Suro atau Muharram, acara dimulai dengan selamatan di jalan utama desa.
Setelah selamatan selesai, sejumlah petani dan warga mengenakan pakaian serba hitam dirias mirip dengan kerbau. Lalu kehilangan kesadaran. Keyakinan masyarakat setempat bahwa mereka yang kehilangan kesadaran sedang kerasukan roh para leluhur.
Dalam keadaan ketidak sadaran, mereka keliling desa layaknya seekor kerbau, diiringi oleh gamelan suku osing. Kemudian diarak bersama-sama oleh warga menuju Kantor Desa Aliyan. Para peserta ( kerbau) yang kesurupan berjalan seolah olah sedang membajak sawah, bahkan mereka meronta-ronta, bergumul di lumpur, dan bergulung-gulung di sepanjang jalan yang dilewati. Pada pundak mereka dipasang peralatan lengkap untuk membajak sawah. Ritual ini mencerminkan siklus bercocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi. Kepala Desa Aliyan, anton sujarwo, menjelaskan bahwa ada dua kelompok warga yang mengikuti acara arak-arakan keboan. Kelompok pertama berasal dari warga Dusun Krajan di sisi timur kantor desa, diikuti oleh rombongan dari Dusun Sukodono. Kedua kelompok ini diyakini memiliki roh leluhur yang berbeda, namun tetap terkait erat dengan tradisi adat Keboan.
Setiap kelompok menggelar atraksi di depan para tamu undangan di halaman kantor desa. Tradisi ini merupakan ungkapan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar desa selalu dijauhkan dari berbagai malapetaka, diberikan keselamatan, dan mendapatkan hasil panen yang melimpah. ( Ip. Totok )