Tradisi Religi Grebeg Kupat Sewu Desa Singolatren, Agar Lestari Perlu Perhatian Dari PEMKAB Banyuwangi.

Share artikel ini

BANYUWANGI – detiknews86.com      Bumi Blambangan tekenal dengan kekayaan tradisi tradisional daerah sekaligus keunikannya dengan beragam kebiasaan masyarakat di Desa desa.

Salah satunya adalah tradisi Grebeg Kupat Sewu yang digelar di Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupten Banyuwangi Jawa Timur, Selasa 16 April 2024.

Arak-arak kupat sewu oleh warga disambut antusias.

Sambutan yang meriah dari masyarakat Desa Singolatren tumplek berjajar di pinggir jalan demi menyambut arak- arakan ketupat.
Kebiasaan Masyarakat Singolatren dengan Tradisi Religi Grebeg Kupat Sewunya, diprakasahi oleh tokoh masyarakat beserta warga Desa dan difasilitasi oleh Pemerintah Desa Singolatren.

Simbul Kebersamaan antara Kepemimpinan dan Warganya.

Sebelum acara dimulai kami berhasil kami temui Tokoh Pemuda Dendy Eka Wardan SH sekaligus Sekjen Forum Singojuruh Bersatu (FSB).
Kami mengharap kepada Pemerintah terkait untuk Gelaran Grebeg Kupat Sewu ini, kami memohon untuk dijadikan Kalender rutin tahunan Pemerintah, ujarnya.

Sambutan Kepala Desa Simgolatren Apandi.

Selain itu dalam sambutannya Kapala Desa Singolatren (Apandi) mengatakan historis digelarnya Grebeg Kupat sewu ini. Kebiasaan masyarakat muslim dibulan syawal, yaitu saling berebut semua kesalahan sehingga akan menjadi kebenaran akan tetapi kalau sudah berebut kebenaran pasti akan terjadi kesalahan. Inilah makna dari
digelaranya tradisi Religi Grebeg Kupat Sewu ini yang sudah m digelar 5 (lima) tahun ini, ucapnya.

Tradisi unik yang digelar 7 hari setelah Lebaran lebaran atau yang kenal dengan Kupatan oleh Masyarakat Banyuwangi ini merupakan ikonik Desa Singolatren khususnya Dusun Wijenan.
Kemudian Gunungan kupat sewu diarak disepanjang jalan desa.

Penguntingan Pita Oleh Camat Singojuruh. Drs Anas Sugiarto.

Acara Religi Grebeg Kupat Sewu juga dihadiri oleh Camat Singojuru, Drs Anas Sugiato. Dan berharap kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, supaya acara yang sakral ini dapat dimasuk dalam agenda festival festival yang pemerintah Kabupaten agendakan.

(Ip. Willy)