Olahan Nilam USK Menggenggam di Panggung Internasional

Share artikel ini

DetikNews86.com-Banda Aceh | Inovasi hulu-hilir nilam Aceh kembali menggema di forum Internasional, Enabling Cities Caring Cities yang merupakan Side Event dari An Urban 20 Mayors Summit 2022 dan Rangkaian G20 yang berlangsung di Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2022. Presentasi nilam disampaikan oleh Kepala Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Perguruan Tinggi Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Syaifullah.

Kepala Perpusnas RI, Syarif Bando mengapresiasi kiprah USK yang konsen mengembangkan nilam. “Apa yang dilakukan oleh Dr. Syaifullah dan timnya dari Universitas Syiah Kuala adalah contoh baling bagus dari literasi tingkat lanjut, dimana produk inovasi yang memiliki daya saing global dapat diproduksi di dalam negeri dan memberi nilai tambah ekonomi masyarakat bagi,” sebut Syarif.

Dalam paparannya, ia menguraikan paradigma baru dari literasi, yang bukan hanya baca tulis hitung tapi juga kreatifitas, inovasi dan kemampuan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki daya saing global. Literasi menurut Syarif harus mampu mentransformasikan masyarakat kepada daya saing yang bernilai ekonomi dan memberi peningkatan kesejahteraan.

“70 persen dari kebijakan literasi saat ini diarahkan untuk sharing knowledge kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa tercerahkan dan memiliki wawasan yang luas,” tuturnya.

Syarif mengungkapkan, Perpusnas dalam beberapa tahun terakhir telah sangat proaktif membangun berbagai sarana dan prasarana literasi di seluruh Indonesia. Ia berharap, fasilitas tersebut dapat memperkuat inklusi sosial perpustakaan dengan peningkatan wawasan masyarakat secara merata dari berbagai lapisan masyarakat.

Kepala ARC-PUI PT Nilam Aceh USK, memaparkan Knowledge Based Innovation, Nilam from Library to International Market. Syaifullah menyampaikan, pengalaman Universitas Syiah Kuala (USK) mengembangkan perpustakaan, membekali para mahasiswa wawasan inklusi sosial dan iptek serta menjadikan mahasiswa tersebut sebagai agen-agen perubahan di tengah masyarakat melalui berbagai inovasi.

Salah satu inovasi yang dilakukan dan didiseminasikan kepada masyarakat tersebut adalah inovasi nilam. Mulai pembibitan, budidaya, penyulingan, purifikasi hingga pengembangan produk turunan. Syaifullah juga menguraikan bagaimana Perpusnas RI telah sangat berperan dalam pengembangan Perpustakaan USK melalui berbagai pelatihan, bantuan buku dan capaian dalam berbagai sertifikasi.

Selama ini, SDM Perpustakaan USK meningkat pesat dengan bantuan Perpusnas, sehingga 2 Kepala Perpustakaan USK yang terakhir, Dr. Taufik Abdul Gani dan Dr. Ing Rudi Kurniawan telah memberikan wajah baru perpustakaan di Aceh yang menjadi rujukan banyak perpustakaan di Indonesia.

“Perpustakaan banyak melakukan program kreatif seperti Duta Baca yang menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Mereka terlibat dalam berbagai transformasi sosial yang memberikan sentuhan inovasi yang bernilai ekonomi kepada masyarakat,” terang Syaifullah.

“Saat ini banyak dilakukan transfer iptek, inovasi hulu-hilir nilam kepada masyarakat baik di desa maupun perkotaan khususnya untuk pelaku UMKM agar mereka memiliki keterampilan untuk memberi nilai tambah bagi produk yang dihasilkan sehingga memiliki daya saing global,” tambahnya.

Seminar berlangsung dengan meriah, karena para nara sumber lainnya juga memaparkan pengalaman mereka dalam berbagai kegiatan literasi di Indonesia. Dalam ajang ini juga dilaksanakan expo produk dari banyak pegiat literasi di Indonesia. ARC menampilkan berbagai produk nilam dan turunannya seperti parfum, anti aging, medicated oil, sabun, hand sanitizer dan berbagai pure essential oil dari Aceh. Semua produk ARC habis diborong oleh pengunjung.

Sementara itu, Keynote speaker lainnya, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Dr. Adin Bondar menguraikan bahwa ada korelasi sangat jelas antara tingkat literasi dengan kualitas pendidikan dan rasa bahagia masyarakat. Di banyak negara yang masyarakatnya memiliki literasi yang baik, maka mutu pendidikannya dan tingkat kebahagiaannya juga tinggi.

“Finlandia adalah contoh negara yang kualitas pendidikannya terbaik di dunia, juga indeks kebahagiaan masyarakatnya tertinggi di dunia. Kalau ditelusuri lebih lanjut, maka didapatkan bahwa Finlandia adalah negara dengan tingkat literasi masyarakat yang sangat tinggi,” ujar Adin.

Acara yang dimoderatori oleh Stephen Wyber dari International Federation of Library Association and Institution (IFLA) juga menghadirkan beberapa pembicara lain seperti Nani Zulminarni, President Asia Pacific Bureau of Adult Education, Nirwan Ahmad Arsuka, Pegiat Literasi dan Founder Pustaka Bergerak, Agung Wibawa dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunung Kidul dan Rodinatun, Pegiat Literasi (Pahlawan Sampah, Cikarang Jawa Barat) [KPA]